Monday, 19 March 2018
PIPA PVC PARALON Polivinil klorida
Pipa PVC atau dalam bahasa sainsnya
adalah Poly Vinyl Chloride merupakan bahan pipa
thermoplastic yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Pipa PVC biasa
kita sebut dengan sebutan pipa paralon padahal
sebenarnya pipa ini adalah PVC
Pipa
paralon ini biasa kita gunakan dalam membangun saluran air di rumah kita,
terutama jika kita sedang dalam proses membangun rumah dari awal.
Seperti yang banyak kita
temui, Pipa PVC / pipa paralon ini mempunyai 2 macam warna yakni abu-abu dan putih. Dua
warna ini merupakan warna yang paling banyak kita temui di pasaran.
Apakah ada
perbedaan kualitas?
Secara umum, warna pipa thermoplastic
abu-abu dan putih tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dalam hal kualitas.
Hanya saja, pipa putih akan memantulkan sinar matahari lebih baik sehingga
lebih tahan dan tidak bengkok saat terkena matahari tapi mempunyai kelemahan
tidak tahan terhadap lumut. Sedangkan pipa abu-abu tidak tahan terhadap sinar
matahari karena menyerap panas matahari sehingga lebih mudah bengkok tetapi
karena mengandung karbon black pada warna abu-abunya, pipa abu-abu lebih tahan
terhadap lumur dibandingkan dengan pipa putih.
Tips Memilih Pipa PVC
Secara umum, Pipa PVC / pipa paralon yang banyak beredar di pasaran merupakan pipa impor sehingga standar kualitas yang digunakan adalah JIS atau Japanese Industrial Standard. Sedangkan untuk pipa yang digunakan oleh PDAM, adalah berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia). menurut standar JIS tersebut, pipa PVC yang sering kita jumpai terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan diameter dan ketebalannya sehingga mempengaruhi peruntukkan dan penggunaan pipa yang tepat. Untuk ukuran panjang, ketiga jenis pipa ini sama, rata-rata mempunyai panjang 4 meter.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai kualitas Pipa PVC dan perbedaan kelasnya, sehingga kita dapat memilih dengan tepat sesuai dengan kebutuhan kita.
- Pipa
PVC Type AW
Pipa pertama yang akan kita bahas yaitu AW merupakan pipa yang paling tebal di kelasnya dibandingkan dengan pipa paralon berstandar JIS yang lain. Karena ketebalannya, pipa ini mampu menahan tekanan hingga 10 kgf/cm2 sehingga biasanya digunakan untuk pipa saluran air yang berasal dari pompa air. Ukuran diameter pipa ini bermacam-macam mulai dari ½ inchi hingga 10 inchi bahkan lebih.
- Pipa
PVC Type D
Pipa kedua mempunyai ketebalan yang lebih tipis dibandingkan dengan AW. Pipa ini hanya mampu menahan tekanan air hingga 5 kgf/cm2 sehingga jika kita paksakan pipa ini menjadi pipa pendistribusian air, pipa ini bisa jadi malah patah. Pipa D cocok untuk dijadikan pipa saluran pembuangan air yang tekanannya tidak terlalu besar. Ukuran pipa ini cenderung lebih besar yakni mulai dari 1 ¼ inchi hingga lebih dari 10 inchi.
- Pipa
PVC Type C
Pipa C merupakan pipa yang paling tipis dibandingkan dengan pipa AW dan D sehingga tidak tahan terhadap tekanan. Karena karakteristiknya ini, pipa C biasanya hanya digunakan sebagai pelindung dalam pemasangan kabel listrik. Diameter mulai dari 5/8 inchi hingga 5 inchi menjadi range ukuran diameter pipa PVC C.
Sejarah
PVC ditemukan secara tidak sengaja oleh Henri Victor Regnault pada tahun 1835 dan Eugen Baumann pada tahun 1872. Di awal abad ke 20, ahli kimia Rusia, Ivan Ostromislensky dan Fritz Klatte dari perusahaan kimia Jerman Griesheim-Elektron mencoba menetapkan penggunaan PVC sebagai produk komersial. Tetapi, kesulitan pengkakuan bahan menghalangi usaha mereka. Pada tahun 1926, Waldo Semon dan perusahaan B. F. Goodrich mengembangkan metode menjadikan PVC 'benar-benar plastik' dengan menambahkan berbagai bahan tambahan. Hasilnya, PVC menjadi lebih fleksibel dan lebih mudah diproses yang lalu mencapai penggunaan secara luas.1
Aplikasi
Sifat PVC yang menarik membuatnya cocok untuk berbagai macam penggunaan. PVC tahan secara biologi dan kimia, membuatnya menjadi plastikyang dipilih sebagai bahan pembuat pipa pembuangan dalam rumah tangga dan pipa lainnya di mana korosi menjadi pembatas pipa logam.
Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi bahan yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis untuk digunakan sebagai insulator kabel.
Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi bahan yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis untuk digunakan sebagai insulator kabel.
Pakaian
PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian, yaitu membuat bahan serupa kulit. PVC lebih murah dari karet, kulit, atau lateks sehingga digunakan secara luas. PVC juga waterproof sehingga dijadikan bahan pembuatan jaket, mantel, dan tas.
Kabel listrik
PVC yang digunakan sebagai insulasi kabel listrik harus memakai plasticizer agar lebih elastis. Namun jika terpapar api, kabel yang tertutup PVC akan menghasilkan asap HCl dan menjadi bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Aplikasi di mana asap adalah bahaya utama (terutama di terowongan), PVC LSOH (low smoke, zero halogen) adalah bahan insulasi yang pada umumnya dipilih.
Perpipaan
Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia dijadikan pipa untuk berbagai keperluan perkotaan dan industri. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan kebocoran.
Kesehatan dan keamanan
Plasticizer ftalat
Banyak produk vinil mengandung bahan kimia tambahan untuk mengubah konsistensi kimia dari produk. Beberapa dari bahan tambahan kimia ini dapat keluar dari PVC ketika digunakan. Plasticizer yang ditambahkan untuk memfleksibelkan PVC telah menjadi suatu kekhawatiran.
Bahan PVC yang lembut pada mainan telah dibuat untuk bayi beberapa tahun lamanya, menjadi suatu kekhawatiran bahwa bahan tambahan keluar dari mainan menuju tubuh anak yang mengunyah mainan tersebut. Ftalat adalah bahan yang mengganggu hormon manusia dan juga mengganggu berbagai bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan invertebrata. DEHP (dietilheksil ftalat), salah satu bahan pelembut PVC telah dilarang penggunaannya oleh Uni Eropa pada tahun 2006. Berbagai perusahaan Amerika Serikat juga telah menghentikan penggunaan DEHP secara sukarela.
Pada September 2002, FDA menemukan banyaknya peralatan medis yang menggunakan PVC yang mengandung DEHP. Pada tahun 2004, tim gabungan peneliti Swedia dan Denmark meneliti pengaruh level kandungan udara terhadap DEHP dan BBzP(butil benzil ftalat) yang dipakai di rumah tangga terhadap alergi pada anak-anak. Lalu di bulan Desember 2006, Uni Eropa menyatakan bahwa BBzP tidak berbahaya bagi konsumen termasuk anak-anak.
Monomer vinil klorida
Di awal tahun 1970, Dr. John Creech dan Dr. Maurice Johnson adalah yang pertama kali menyadari bahaya monomer vinil klorida terhadap risiko penyakit kanker. Para pekerja di bagian polimerisasi PVC didiagnosa menderita angiosarkoma hati yang merupakan penyakit langka. Sejak saat itu, dilakukan studi terhadap para pekerja di fasilitas polimerisasi PVC di Australia, Italia, Jerman, dan Inggris, dan ditemukan kondisi yang serupa.
https://id.wikipedia.org/wiki/Polivinil_klorida