Sunday, 18 February 2018
Apa itu Lisplang | Portal Bajaringan Indonesia
Lisplang adalah bagian dari bangunan yang berfungsi untuk menutupi bagian atas bangunan sehingga tampak rapi ketika dilihat dari arah bawah.
Sebagai elemen sebuah bangunan, lisplang memiliki beberapa fungsi, seperti dari segi estetika dan segi konstruksi.
Dari segi konstruksi, lisplang berperan untuk menciptakan bentukan rigid dari susunan kaso. Mengingat batang-batang kayu kaso hanya ditahan oleh paku, ada kemungkinan posisinya bergeser. Di sinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kaso tersebut agar tetap berada pada tempatnya.
Menurut Ir. Rita Laksmitasari, dari sisi estetika, lisplang berfungsi untuk menutupi kaso yang terlihat berjajar di bawah susunan genteng atau bahan penutup atap lainnya. Dengan ditutupi, tampilan tepi atap akan terlihat lebih rapi.
Sedangkan menurut Ir Galing Yudana MT. lisplang adalah aksesoris atap yang fungsinya untuk merapikan atau mempermanis atap rumah. Keberadaan lisplang tidak dapat disepelekan. Pemasangan lisplang harus disesuaikan dengan rencana tata bangunan (RTB). Keberadaannya harus diperhitungkan sesuai dengan ketinggian rumah, desain dan gaya rumah yang dipakai. Seperti menurut Rully ST MT, pemasangan lisplang bukanlah hal yang wajib. Pemilik rumah hendaknya memperhitungkan ketinggian, lebar yang akan ditutup serta model rumah. Karena pemasangan lisplang tidak wajib, jika dipasang semakin memperburuk pemadangan, akan lebih baik tidak dipasang lisplang.
Misal untuk gaya bangunan rumah adat Indonesia, lisplang seringkali menjadi ciri khas dari sebuah rumah adat karena dilengkapi dengan ukiran atau motif yang berbeda untuk masing-masing daerah. Lisplang yang berukir atau bermotif ini menjadi symbol kearifan masyarakat tradisional dalam menyiasati alam. Posisi lisplang yang terus menerus terpapar sinar matahari dan hujan, maka akan berpotensi menjadi kotor dalam waktu yang tidak terlalu lama. Maka fungsi dari ukiran atau motif lisplang ini adalah untuk menyembunyikan kotoran atau noda tersebut. Karena kayu polos akan lebih memperlihatkan kondisi kotor dibandingkan dengan kayu yang memiliki ukiran.
Sementara untuk rumah bergaya minimalis, biasanya tidak memerlukan lisplang, karena semua komponen dan bagian rumah itu dibuat lebih memfokuskan pada kegunaan, bukan desainnya.
Diambil dari : rangkuman berbagai sumber